Damai Natal


Pagi hari 22 December 2008, kami mendarat di Bandara Sukarno Hatta setelah menempuh perjalanan 2 jam dari Makassar. Kami tiba di termnal 1A dan segera sesudah kami mengambil bagasi, kami menuju ke shelter DAMRI untuk menunggu bis yang akan membawa kami ke GAMBIR.

Kursi di shelter sebagian sudah penuh sehingga kami terpaksa duduk di pinggir ruangan. Untunga ada pembatas tembok yang agak rendah yang bisa digunakan sebagai tempat duduk. Dan untuk lebih santai saya melepaskan semua barang yang saya bawa termasuk kamera dan tas ransel.

Beberapa menit kemudian ada panggilan dari petugas DAMRI bahwa bis tujuan Gambir sudah siap dan kami diminta untuk segera naik ke bis. Saya dan istri pun segera bergegas  naik ke bis yag sudah menunggu. Namun saya tidak sempat lagi memperhatikan barang bawaan saya.

Perjalanan ke Gambir cukup lama karena ada macet di sekitar tanah abang, dan saat mendekat ke Gambir saya baru sadar bahwa kamera saya sudah tidak ada. Kemungkinan tertinggal di shelter atau di atas bis. Saya menjadi sangat panik.

Setelah itu saya memutuskan untuk kembali ke Bandara untuk mengecek apakah kamera saya masih ada atau tidak. Saya agak pesimis karena di negara yang korup ini akan sangat sulit mendapatkan orang jujur. Meskipun demikian saya tetap mencoba dan tetap berdoa.

Sesampai disana saya menemui petugas DAMRI di terminal 1A mengenai tas kamera saya, dan saya sangat kaget dan gembira karena ternyata kamera saya ternyata ad disana. Saya tidak menyangka bahwa orang sesederhana pengatur keberangkatan bus DAMRI bisa berhati sangat jujur. Jika saja dia mau, dia bisa menjual kamera itu seharga 3 juta dan akan banyak orang yang pasti mau membelinya.

Ternyata itulah kado Natal yang saya terima tahun ini, kado natal tidak harus dari Santa Claus atau Sinterklaas, tapi juga bisa berasal dari orang-orang yang belum mengenal Kristus. Bagaimana dengan kita yang mengaku sudah mengenal Kristus?

Published by sangmane

I like to talk about new things .. innovation for humanities ..

4 thoughts on “Damai Natal

  1. wew….
    emang ya semakin kaya seseorang, biasanya makin mata duitan, makin pelit. Dan kebalikannya, malah orang sederhana yang biasa lebih jujur, lebih memiliki sifat pemberi.Tapi itu gak semua koq…
    wkwkwk…

Leave a reply to eka Cancel reply